IOBON
Tidak ubahnya dengan di Indonesia,orang-orang Jepang yang bekerja terkadang juga ada saatnya mengusir kepenatan dengan pulang kekampung halamannya. Hal ini biasa mereka lakukan ketika menjelang perayaan obon.Sehingga tak heran jika menjelang perayaan obon jalanan menuju luar kota menjadi sangat macet.Obon sendiri adalah tradisi orang Jepang dalam menyambut kehadiran arwah nenek moyang mereka. Orang Jepang percaya bahwa dalam setahun selama 3 hari arwah nenek moyang mereka akan datang menengok keluarga yang mereka tinggalkan.
Perayaan IOBON
Hari pertama,perayaan dinamakan Unke.Pihak keluarga akan membersihkan rumah mereka dan mempersiapkan altar untuk menyambut kedatangan arwah nenek moyang. Ditambah dengan lampion merah disepanjangjalan rumah,hal ini dimaksudkan agar arwah tidak tersesat kembali kerumah.
Hari kedua perayaan disebut Nakahuni,dimaan keluarga membiarkan arwah untuk bersantai dirumah mereka.Makanan dialtar diganti tiga kali sehari.
Hari ketiga disebut Ukui. Dimana dilakukan upacara pelepasan arwah. Pada saat ini para ibu akan sibuk mempersiapkan makanan khas, seperti tempura,sushi,kamabako dan makanan-makanan tradisonal lainnya. Saat berlangsungnya upacara,setiap anggota keluarga berjalan bergantian menuju altar dan membakar dupa dan uchikabi.
Uchikabi dibakar dalam mangkuk yang telah diisi beras dan sake setelah itu para anggota keluarga akan berjalan keluar rumah secara beriringan. Kepala keluarga (Ayah,Kakek) berjalan paling depan.Kemudian sesampai didepan pintu ia akan berteriak,Ukui!Dan anggota lainnya menyusulnya dengan berteriak hal yang sama. Setelah acara tersebut upacara dianggap selesai.Biasanya para pemuda akan membagi cerita seram.Sedangkan orang tua akan minum sake dan berbincang sampai malam.
Pada saat obon biasanya tiap daerah akan mengadakan festival yang disertai dengan bon o-dori(tarian khas perayaan obon).Tarian ini dimaksudkan agar datang merasa tenang dan nyaman. Biasanya tarian ini diselenggarakan ditengah lapangan atau dikuil-kuil.
Setelah acara ini berakhir biasanya diakhir minggu mereka akan beramai-ramai menuju sungai dengan membawa perahu yang diatasnya ditumpangi lilin sebagai lambang dari harapan perlndungan dan permintaan perlindungan kepada leluhur.
sunting dari blogq souji24.wordpress.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar