Cerita bersambung berjudul Don't be Scared mengisahkan siswi pelajar baru melawan kakak tingkatnya yang sedikit psiko dalam urusan bertarung menggunakan kendo. Erika di didik dari lingkungan yang keras, sebagai putri sulung dia di tuntut untuk menjadi wanita super yang mampu melindungi anggota keluarga lain. Tanpa dia sadari jiwa kepahlawanannya tumbuh seiring dengan itu dan dia harus di hadapkan dengan cowok super rumit dan begitu menakutkan untuk dirinya demi menjalani kehidupan masa smanya yang singkat.
Rumit, itu kesanku ketika membuat cerita ini. Dalam beberapa bulan aku vakum, mencari insprasi hanya untuk membuat kelanjutan kisah ini. Jadi di tunggu saja kisah ini selesai ya, akan aku sediakan format dokumen dalam bentuk pdf. Sementara silahkan baca di blog ini untuk mengikuti kisahnya..
(Salam : Yumi Yoshikuni)
DON'T BE SCARED
PROLOG
Entah mimpi apa Erika semalam, yang jelas kini kehidupan masa mudanya yang tenang dan damai, berakhirlah sudah..
Ketika orang yang tidak dia kenal itu berjalan angkuh mendekatinya, spontan Erika yang masih terkulai lemas di luar garis pertandingan, mau tak mau berusaha mengerahkan sisa kekuatannya untuk segera beringsut menjauh. Dia paksakan tubuhnya untuk bergerak meski pinggang kirinya masih terasa ngilu akibat pukulan kuat dari shinai[1] di akhir pertandingan.
Beberapa orang pernah mengatakan kepadanya bahwa setiap perempuan itu memiliki insting kuat ketika merasakan ada bahaya di dekatnya, dan kini dirinya memang dapat merasakan sepasang mata bengis tengah menatapnya dari balik men[2]. Aura yang di pancarkan lawannya itu begitu dominan dan menakutkan, seolah bisa menerkamnya kapan saja. Seperti pembunuh berdarah dingin yang sedang menikmati ketakutan sang korban. Dia tidak menyangka berurusan dengan orang yang satu itu benar-benar membuat hidupnya terjebak dalam mara bahaya.
Tahu begitu, lebih baik dia diam saja tadi dan tidak mengikuti keputusan yang dibuatnya dengan sembrono. Ibunya juga sudah sering mengingatkan bukan, untuk tidak selalu bertindak gegabah. Tiba-tiba saja ingatan Erika melayang pada nasihat ibunya pagi ini. Oh, apakah dia masih memiliki kesempatan untuk bisa bertemu ibunya lagi?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar